Halo teman-teman! Di blog ini, saya akan membahas jenis fotografi dan kamera apa yang saya sarankan jika kalian memulai dari nol. Jika teman-teman baru memulai dari tahun 2024 di era pasca pandemi, terus terang akan lebih sulit dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Saat ini, banyak pabrikan kamera yang sepertinya lebih fokus untuk mengembangkan kamera dan lensa kelas atas, serta perkembangan riset kamera yang lebih besar di ranah videografi.
Mungkin sebagai fotografer, teman-teman jarang sekali atau tidak pernah menggunakan fitur videografi tersebut. Profesi fotografer juga semakin menantang meskipun tetap dibutuhkan masyarakat umum. Jadi, jika memulai dari nol dengan budget yang sangat terbatas, saran saya adalah memikirkan dulu jenis fotografi apa yang akan Anda tekuni karena jenis fotografi tersebut akan mempengaruhi gear yang paling efektif. Saat ini, ada beberapa jenis fotografi yang populer.
Fotografi Komersial
Pertama adalah fotografi yang bertujuan untuk kegiatan komersial seperti fotografi produk. Untuk foto produk, terutama di dalam ruangan atau studio, gear yang menurut saya paling penting justru bukan kamera berkualitas tinggi atau lensa berkualitas sangat tinggi, tetapi lebih ke kualitas lighting atau pencahayaannya.
Untuk itu, sebagian besar budget yang saya sarankan adalah diarahkan ke peralatan lighting seperti lampu flash, lampu LED, dan aksesoris seperti softbox, light stand, dan sebagainya. Tripod juga penting untuk foto produk supaya teman-teman bisa mendapatkan komposisi yang konsisten dan foto yang tajam.
Fotografi Dokumentasi
Kalau yang ditekuni adalah fotografi dokumentasi seperti acara perusahaan atau pribadi seperti acara keluarga, pernikahan, dan sejenisnya, maka saya sarankan kamera dengan performa yang cukup cepat dan juga lensa dengan bukaan cukup besar untuk mengantisipasi jika memotret di kondisi low light atau kurang cahaya.
Lensa zoom dengan ukuran f/2.8 misalnya, sangat fleksibel dan cukup ideal. Tapi jika budget tidak cukup, lensa fix dengan bukaan besar seperti f/1.8 ekuivalen 35mm akan sangat fleksibel dan membantu di kondisi cahaya low light. Jika teman-teman sering menghadapi kondisi cahaya minim di dalam ruangan atau malam hari dalam acara-acara resepsi, maka flash eksternal menjadi sangat penting.
Untungnya, di zaman sekarang banyak pilihan flash yang cukup terjangkau harganya. Untuk budget terbatas, flash dengan GN60 dan pengaturan manual sudah cukup baik dan kuat untuk foto di dalam ruangan dengan harga yang cukup terjangkau sekitar 1 jutaan.
Fotografi Outdoor
Jika yang diminati adalah fotografi outdoor seperti landscape, travel, dan street photography, maka saya sarankan kamera dan lensa yang tidak terlalu besar tapi dengan lensa yang cukup lebar, sekitar 16-35mm yang sangat ideal untuk landscape.
Selain itu, kualitas dan kekuatan tripod menjadi sangat penting karena di outdoor bisa saja kita berhadapan dengan angin kencang atau air yang mengalir saat memotret di pantai. Jika budget sangat terbatas, saya cenderung memilih tripod berbahan aluminium yang agak berat tapi kokoh. Jangan membeli tripod di bawah 1 juta karena kualitasnya penting terutama di luar ruangan.
Jika budget cukup besar, pilihlah tripod dengan kaki berbahan karbon fiber dan kepala tripod yang kokoh untuk hasil foto yang tajam dan mudah dimanipulasi.
Memulai dengan Kamera yang Tepat
Jika memulai dari awal, sebenarnya kamera yang oke itu bagaimana? Saya tidak memungkiri bahwa harga rata-rata kamera sekarang sudah jauh berubah. Sepuluh tahun yang lalu, rata-rata kamera entry level atau pemula sekitar 4-5 juta rupiah, tetapi setelah pandemi, harga rata-rata kamera meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 14-15 juta rupiah.
Tidak heran sampai saat ini saya sering mendapatkan pertanyaan rekomendasi kamera dengan harga 5 juta ke bawah, terus terang sulit merekomendasikan kamera baru dengan harga tersebut.
Profesi fotografi saat ini sangat kompetitif. Jika memulai dari nol tanpa koneksi atau hubungan yang baik, secara realistis kita tidak bisa menetapkan harga yang terlalu tinggi. Oleh sebab itu, untuk memulai pekerjaan atau sekedar hobi fotografi, kamera DSLR seperti Canon 60D atau Nikon D3300 yang dijual sekitar 3-5 jutaan bisa menjadi pilihan awal supaya kita bisa lebih cepat balik modal dan meminimalkan risiko.
Jika ingin lebih hemat, cari kamera bekas atau pinjam ke saudara atau teman. Dengan meminimalkan pengeluaran, akan lebih mudah balik modal dan jika ingin berhenti dari fotografi, dana kita tidak habis terkuras.
Memilih Sistem Kamera yang Tepat
Jika teman-teman punya budget cukup besar, otomatis pilihan menjadi banyak dan mungkin membingungkan. Menurut pengamatan saya, tidak ada salahnya membeli sistem kamera mirrorless yang cukup populer seperti Sony, Canon, Fujifilm, Nikon, sampai Panasonic Lumix karena perusahaan tersebut masih aktif mengembangkan sistem kamera dan lensa dengan pilihan aksesoris dan layanan purna jual yang baik.
Yang penting diperhatikan adalah teknologi kamera dan pilihan lensa. Jika untuk fotografi produk, semua merk di tahun 2024 seharusnya tidak ada masalah. Tapi untuk fotografi olahraga atau satwa liar yang subjeknya bergerak cepat, dibutuhkan kamera dengan sistem autofocus super cepat dan lensa telefoto yang lengkap. Untuk kebutuhan tersebut, sistem kamera yang siap adalah Sony dan Canon.
Fotografi sebagai Karir
Untuk teman-teman yang ingin berkarir di bidang fotografi, menurut pengamatan saya yang paling menghasilkan kemungkinan besar adalah fotografi produk seperti food and beverage, fashion, dan arsitektur karena kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan akan terus diminati dalam kondisi ekonomi baik atau buruk.
Selain itu, fotografi dokumentasi seperti wedding dan jurnalisme akan terus dibutuhkan. Keterampilan untuk foto produk penting dipelajari karena walaupun tidak bekerja sebagai fotografer produk, kita bisa memotret produk yang dijual dengan hasil yang menarik untuk meningkatkan omset usaha.
Di sisi lain, fotografi seperti landscape, travel, dan stock photography mungkin akan terdampak karena foto berkualitas tinggi sudah banyak dan mudah didapatkan di internet, serta adanya software AI yang mampu membuat gambar foto realistik. Namun, jika bisa membuat foto yang sangat unik dan tidak bisa diakses oleh masyarakat umum, mungkin masih ada harapan.
Saat memulai dari nol, jangan lupa untuk meningkatkan keterampilan dan membangun relasi dengan orang-orang dalam bidang yang sama seperti mengikuti workshop fotografi untuk update skill atau belajar tentang teknologi kamera baru.