Padang, Digitamagz.com – Akhir-akhir ini viral warga Kampung Margasari, Sukabumi, Jawa Barat, kompak ramai-ramai live tiktok dan mendapat penghasilan tinggi dari Joget Sadbor. Mereka mengaku bisa meraup saweran hingga Rp 700 Ribu per hari.
Joget Sadbor mulai diikuti oleh warga setelah Gunawan pemilik akun Tiktok @sadbor86 menjadi viral setelah melakukan live dan mendapatkan penghasilan hingga puluhan juta dalam sebulan. Gunawan memulai konten Joged Sadbor pada awalnya hanya ia sendiri dengan jargon “Beras Habis, Live Solusinya”. Setelah konten itu viral, sadbor setiap hari bisa meraup keuntungan Rp 700 Ribu hingga Rp 1 Juta rupiah.
Berkat kesuksesan Gunawan alias Sadbor, para warga akhirnya ikut beramai-ramai melakukan live Joget Sadbor di Tiktok, dari yang awalnya sedikit sekarang hampir semua warga Kampung Margasari, Sukabumi mengikuti jejak Sadbor. Bahkan Gunawan juga membuka pendaftaran host dibawah naungan perusahaan miliknya bernama PT Sadbor. Tidak kurang dari ratusan warga telah terdaftar sebagai “karyawan” PT Sadbor untuk menjadi host live Tiktok.
Sadbor mengaku keuntungan yang diperoleh dari hasil gift di Tiktok bisa ia gunakan untuk bayar utang dan pengobatan ibunya hingga melakukan renovasi rumah menjadi dua lantai. “Jadi Sadbor ambilnya 20% sebetulnya. Sisanya itu Sadbor bagikan. Kan ada 8 orang, ada 10 orang, ada 7 orang, tergantung mereka karyawan-karyawannya,” Ungkap Gunawan ‘Sadbor’ pada Sabtu (26/10/2024).
“Utang udah mulai lunas, dulu biaya buat ibu pengobatan per harinya karena ibu struk. Bayar utang tapi alhamdulillah dah lunas. Rumah yang awalnya udah mau roboh, udah rusak banget akhirnya dibongkar dan direnovasi. Setelah (sering) live alhamdulillan bisa renovasi ini,” Ungkap Gunawan.
Dikutip dari berbagai sumber, Gunawan mengaku pernah berprofesi sebagai penjahit keliling di Jakarta. Sejak 2020 atau 2021, ia mulai sering beraksi dengan joget-joget di Live Tiktok dan kemudian menemukan joget ‘ayam patuk’. Karena sering mendapat gift dari live Tiktoknya, ia memutuskan untuk pulang kampung dan fokus untuk live Tiktok sembari terus mengajak orang-orang dan tetangganya.
Sebuah Ironi di Tengah Menurunnya Jumlah Petani di Indonesia
Layaknya pulau-pulau lain di Indonesia Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk dengan profesi sebagai petani terbanyak di Indonesia, Provinsi Jawa Barat tercatat ada sebanyak 3.135.522 petani pengguna lahan pertanian, Jawa Tengah tercatat sebanyak 4.176.270 petani pengguna lahan pertanian, Jawa Timur mencatatkan paling banyak jumlah petani yaitu sebanyak 5.427.568 petani pengguna lahan pertanian.
Kepala BPS Jabar Marsudijono menyebutkan, jumlah usaha pertanian tahun 2023 mengalami penurunan 8,97 persen dari tahun 2013 sebanyak 3.618.248 unit. Dari jumlah tersebut, 99,95 persen merupakan usaha pertanian perorangan (UTP). Sedangkan usaha pertanian berbadan hukum (UPB) sebanyak 619 unit (0,02 persen), dan lainnya 943 unit (0,03 persen). UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Sukabumi dengan jumlah 358.825 unit atau 10,90 persen dari UTP di Jabar.
Fenomena penurunan jumlah petani ini mungkin akan terus berlanjut jika lebih banyak petani memutuskan untuk berhenti bertani dan cukup live Tiktok bisa mendapatkan penghasilan yang lebih. Jika dibadingkan dengan penghasilan live Tiktok tentu petani akan lebih memilih berhenti bertani dan fokus melakukan live Tiktok.
Menurut data survei terintegrasi pertanian dari Deputi Bidang Statistik Produksi BPS pada 2021, sekitar 72,19 persen petani di Indonesia tergolong petani skala kecil dengan pendapatan bersih rata-rata Rp5,23 juta per tahun.
Jika di jabarkan, pendapatan petani Indonesia hanya mencapai Rp435.833 per bulan atau sekitar Rp14.527 per hari. Hal ini sangat berada jauh di bawah garis kemiskinan, yang ditetapkan sebesar Rp535.547 per bulan atau Rp17.851 per hari
Kecilnya jumlah penghasilan petani membuat para petani harus mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan seperti live Tiktok dengan berharap terus mendapat gift dari penonton live.